
PEKANBARU (perepat.com)-Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau masa khidmat 2020-2025 resmi dikukuhkan oleh Sekjen MUI Pusat, Dr H Amirsyah Tambunan MA.
Sebagai Ketua Umum MUI Riau, Prof Dr H Ilyas Husti MA (sebelumnya Ketum MUI Kota Pekanbaru) dan Sekretaris Umum, H Abunawas SAg MM (sebelumnya Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah PWM Riau). Keduanya terpilih dari Musda VII MUI Riau pada 12-14 Jumadil Awwal 1442 (27-29 Desember 2020) di Hotel Amira, Pekanbaru.
Ilyas menggantikan Prof Dr H Muhammad Nazir Karim MA yang kemudian menjadi Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim). Abunawas menggantikan H Zulhusni Domo SAg yang kemudian menjadi seorang di antara Ketua.
Hingga kini belum ditetapkan siapa pengganti Ilyas di MUI Kota Pekanbaru di antara lima Ketua. Sedangkan Abunawas telah digantikan oleh H Yusman Yusuf sebagai Sekretaris PWM Riau.
Empat Program Strategis
Pasca dikukuhkan, Ketua Umum MUI Riau, Ilyas Husti telah menyusun rencana dan strategi program kerja (renstra porgja). Program-program pengurus sebelumnya akan dilanjutkan dan kian dimantapkan.Â
“Ada empat progja strategis yang akan dilaksanakan MUI Riau. Progrja pertama, percepatan Bank Riau-Kepri menjadi Bank Syari’ah sepenuhnya. Hal ini amat sangat bersesuaian bagi Riau sebagai bumi Melayu yang adatnya bersendi syara’ dan bersendikan kitabullah yang bersebati dengan ajaran Islam,” ujar Ilyas kepada perepat.com, Kamis (18/3).
Hal itu, lanjut Ilyas, sesuai pula dengan pasal 18b ayat 2 UUD NKRI 1945 yang menetapkan: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Progja kedua, Pusat Kajian Alquran menuju masyarakat Riau yang Qur’aniy dengan menggalakkan rumah-rumah tahfizh merata di Riau. Ketiga., memantapkan Riau sebagai destinasi halal yang kini pada urutan ke-3 nasional setelah Banda Aceh dan Lombok (NTB).
“Keempat menggesa pembentukan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Riau guna menampung wakaf harta tidak bergerak misalnya lahan tanah, dan wakaf bergerak misalnya uang,” terang Ilyas.
Ilyas berharap, semua pihak dapat bersama-sama memajukan MUI Riau. Jika ketika Musda ada perbedaan pandangan agar itu dapat disatukan kembali.
“Bgitulah akhlaq Islamiy sebagaimana ditegaskan Alquran pada suroh ke-42 (al-Syuuroo) ayat 38. Begitu pula petatah petitih Melayu: bersatu kita teguh, bercerai kita rubuh, tertelungkup aup,” beber Ilyas.(dan/rim)